Hingga saat ini, Indonesia belum melaporkan adanya kasus Covid varian Omicron yang ditemukan pada masyarakatnya. Kendati demikian, persebaran Omicron di seluruh dunia harus terus dipantau sebagai langkah antisipasi dan waspada dari pemerintah agar tidak sampai kemasukan varian ini.
Persebaran varian ini juga membuat pemerintah segera bertindak tanggap dalam melakukan isolasi kepada warga yang datang dari beberapa negara potensial Omicron.
Persebaran Omicron di Berbagai Negara
Di luar Indonesia, ternyata ada banyak negara lainnya yang sudah melaporkan penemuan varian Omicron pada warganya. Beberapa di antaranya ada yang memang disebarkan oleh warga lokal, ada juga yang berasal dari luar negara.
Berikut persebaran Omicron di beberapa negara yang bisa menjadi bahan untuk lebih waspada terlebih menjelang liburan akhir tahun.
1. Afrika Selatan
Afrika Selatan adalah salah satu negara yang terinfeksi varian baru virus Korona, yakni Omicron. Bahkan karena penemuan virus di Afrika, beberapa negara di Asia sempat memperketat penjagaan terhadap warganya yang baru pulang atau datang dari Afrika.
Hingga saat ini, persebaran Omicron di Afrika Selatan terus mengalami perluasan. Bahkan mengakibatkan pemerintah Afrika harus menambah kapasitas rumah sakit yang dimiliki. Pasalnya, sejak adanya varian Omicron, kasus positif Covid di Afrika meningkat hingga 415 persen.
Namun informasi terkini dari para Ilmuwan Afrika, beberapa kasus Omicron yang diteliti menunjukkan adanya gejala ringan dan tidak menunjukkan adanya dampak kesehatan yang sangat parah.
2. Inggris
Selain Afrika, Inggris juga melaporkan adanya kasus Omicron di Negaranya. Bahkan pada 13 Desember lalu, Perdana Menteri Inggris melaporkan adanya kasus kematian pada pasien yang terkena virus Korona varian Omicron.
Parahnya lagi, varian yang dianggap lebih ganas dari virus aslinya ini sudah menyebabkan bertambahnya kasus Covid 19 di Inggris hingga 40 persen. Dengan begitu, saat ini Omicron justru mendominasi kasus Covid yang masih merebak di Inggris.
Terhitung hingga awal Desember 2021, kasus infeksi Omicron di Inggris sudah mencapai 3137 kasus. Padahal kasus Omicron pertama di Negara Monarki ini baru terdeteksi pada 27 November lalu.
Menangani persebaran Omicron ini, pemerintah Inggris yang disampaikan oleh Perdana Menteri mulai memberlakukan pembatasan secara lebih ketat dan mendesak masyarakat untuk mau menerima suntikan booster demi menekan laju Omicron.
3. Amerika Serikat
Walaupun varian Omicron sudah masuk ke wilayah Amerika Serikat, tapi sebagian besar kasus Korona di Negara ini masih didominasi oleh varian delta. Sementara Omicron juga masih terus menyebar pada sebagian masyarakat yang belum mendapat vaksin.
Sejak dua pekan belakangan ini, keberadaan Omicron semakin memperburuk kondisi di Amerika Serikat karena mengalami musim dingin yang semakin meningkatkan persebaran virus.
Menurut beberapa penelitian di Amerika Serikat, kemunculan Omicron juga bisa melumpuhkan keefektifan vaksin dari jenis BioNTech dan Pfizer. Untuk itulah, pemerintah Amerika memberikan penguat atau booster pada warganya dan sudah mencapai 14 persen.
4. Australia
Negara selanjutnya yang juga sudah tersebar varian Omicron adalah Australia. Bahkan laporan pekan terakhir dari Australia menyebutkan adanya peningkatan kasus dari varian ini.
Untuk mengantisipasinya, pemerintah Australia mempercepat waktu tunggu bagi warganya untuk mendapatkan vaksin booster Covid yang dianggap efektif mencegah infeksi Omicron bagi yang sudah mendapatkan dosis vaksinnya.
Seperti yang dilansir oleh Reuters pada 12 Desember lalu, dosis booster ini akan segera diberikan kepada warga yang sudah mendapatkan vaksin kedua 5 bulan setelah pemberian. Jadi penyebaran virus varian terbaru ini bisa dicegah dan memberikan perlindungan tubuh yang lebih tahan lama.
Adapun beberapa jenis vaksin booster yang rencananya akan diberikan pemerintah Australia kepada penduduknya adalah jenis Moderna dan Pfizer.
5. Korea Selatan
Penggemar Korea Selatan harus bersedia menunda keberangkatan atau berlibur ke Negara Ginseng ini. Pasalnya, varian Omicron juga sudah menyebar di negara ini sejak 11 Desember lalu. Parahnya, jumlah kasus yang ditemukan mencapai angka 90 pasien.
Salah satu kota yang melaporkan penularan varian ini adalah Incheon di sekitar daerah Seoul. Selain itu, Omicron juga sudah menyebar ke provinsi Jeolla Utara yang terletak di barat daya Korea Selatan.
Parahnya, munculnya Omicron justru di waktu yang tidak tepat, yakni saat Korea Selatan tengah berjuang menurunkan kasus lonjakan infeksi Korona yang menembus angka 7000 kasus per harinya. Bahkan 894 di antaranya telah mengalami kondisi yang serius dan perlu penanganan khusus.
Hal ini mengakibatkan pemerintah Korea Selatan terus dituntut untuk menyiapkan banyak ranjang rumah sakit demi menampung pasien dengan kondisi serius tersebut.
6. Singapura
Kasus Omicron di Negara maju ini pertama kali dilaporkan pada tanggal 2 November 2021. Saat itu dilaporkan ada 2 kasus infeksi Omicron yang telah ditemukan. Kedua kasus ini berasal dari dua warga Singapura yang baru datang dari Afrika Selatan.
Untungnya Singapura berhasil menangani kasus ini dengan cepat, yakni dengan segera mengisolasi warga tersebut sebelum keduanya dipastikan belum berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Dua warga yang terinfeksi Omicron ini sebelumnya menunjukkan gejala ringan seperti tenggorokan gatal dan batuk-batuk. Selama diisolasi, keduanya juga sudah divaksin untuk memperkuat kekebalan tubuhnya.
Persebaran kasus Omicron yang mendapatkan penanganan cepat dari pemerintah dan petugas kesehatan bisa menjadi contoh bagi Indonesia dan negara lainnya agar bisa tanggap dalam mencegah varian baru yang dianggap membahayakan ini.
Beberapa Fakta yang Harus Diketahui Terkait Varian Omicron
Ada yang mengatakan Omicron adalah varian berbahaya dari perkembangan virus Corona. Namun sebagian ada juga yang mengatakan varian ini tidak begitu bahaya. Dibalik simpang siurnya berita tersebut, ada beberapa fakta yang harus diketahui terkait varian Omicron yang sudah tersebar di beberapa negara, yaitu:
1. Meski Berbahaya, Tetap Harus Mewaspadai Varian Delta yang Lebih Membahayakan
Menurut pihak WHO yang disampaikan oleh Bruce Aylward, varian Omicron memang lebih berbahaya dibandingkan varian asli virus Korona ini. Namun, WHO juga mengingatkan bahwa varian Delta tetap paling berbahaya dan harus diwaspadai.
Pasalnya varian ini sudah terbukti menyebabkan kematian pada sebagian besar korban meninggal akibat virus Korona.
2. Bisa Menimbulkan Kematian
Dibalik beredarnya berita yang mengatakan Omicron tidak begitu berbahaya, faktanya beberapa negara seperti Inggris sudah melaporkan adanya kasus kematian karena varian virus ini. Oleh karenanya, Indonesia harus tetap waspada dan mengendalikan mobilitas khususnya ke negara yang potensial Omicron.
3. Mengurangi Efektifitas Beberapa Vaksin yang Sebelumnya Ampuh Cegah Corona
Fakta lain yang harus menjadi perhatian masyarakat di seluruh dunia adalah, dampak dari varian Omicron yang bisa melemahkan keefektifan vaksin jenis Pfizer dan BioNTech. Ini perlu diwaspadai bagi beberapa negara sehingga harus mempersiapkan vaksin booster sebagai langkah antisipasi.
Dengan mengetahui persebaran Omicron di beberapa dunia yang bisa memberikan dampak kematian, maka pemerintah Indonesia seharusnya tidak menurunkan kewaspadaan dan tetap memperketat penanganan terhadap warganya yang baru datang dari negara yang sudah ditemukan Omicron.