Elon Musk, seorang miliarder, technopreneur, motivator terkenal di seluruh jagad raya hingga angkasa ini namanya tentu sudah tidak asing lagi di telinga. Pendiri perusahaan pesawat ruang angkasa, SpaceX ini memang dikenal sebagai individu eksentrik dan punya ambisi yang amat tinggi.
Hingga saat ini, Musk dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia atas ambisi dan semangat juangnya dalam memperjuangkan mimpi-mimpinya. Dibalik kesuksesan besar Musk, ada banyak pahit getirnya kehidupan yang telah ia rasakan sebelum ada di posisi seperti saat ini.
Profil Singkat Elon Musk dan Keluarganya
Pada tanggal 28 Juni tahun 1971 silam, Elon Reeve Musk lahir ke dunia sebagai anak pertama dari sang ayah yakni Errol Musk, dan ibunya Maye Musk. Elon merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang lahir di Pretoria, Afrika Selatan.
Keluarga Musk merupakan keluarga yang ambisius dan memiliki latar belakang karir yang sangat beragam. Ayahnya adalah seorang konglomerat Afrika Selatan dengan bisnis dalam kendalinya. Selain itu, Errol Musk juga merupakan seorang pilot juga teknisi.
Ibunya, Maye Musk adalah seorang berkewarganegaraan Kanada yang menyandang profesi sebagai model sekaligus seorang ahli gizi. Berkat didikan kedua orang tuanya, anak-anak Musk akhirnya juga tumbuh sebagai seorang yang sukses sesuai dengan passion mereka masing-masing.
Adik laki-laki Elon, Kimbal Musk adalah seorang pecinta lingkungan yang juga berkiprah di dunia bisnis sebagai pengusaha. Sementara adik perempuannya, Tosca Musk adalah seorang artist atau pegiat seni dan berprofesi sebagai produser sekaligus sutradara.
Melihat latar belakang seluruh anggota keluarga Musk, kita bisa mengerti bagaimana seorang Elon Reeve Musk bisa sampai sesukses ini. Namun, kesuksesan Elon bukan semata-mata karena tumbuh di lingkungan keluarga demikian.
Segala bentuk kegagalan, pengorbanan, keraguan orang-orang dan bentuk perjuangan keras lainnya telah banyak ia temukan hingga Elon tumbuh sebagai orang terkaya di planet ketiga sistem tata surya ini.
Elon Musk Melalui Masa Muda yang Tidak Mudah
Seorang nahkoda yang handal tidak lahir dari laut yang tenang, begitulah ibaratnya. Masa kecil dan masa muda pemilik nama lengkap Elon Reeve Musk tidak semulus semujur karirnya saat ini.
Di usia mudanya, kedua orang tua Musk memutuskan untuk bercerai dan hidup di dunia mereka masing-masing. Setelah perceraian tersebut, Elon Reeve Musk sempat tinggal beberapa tahun bersama ayahnya di kota kelahirannya, Pretoria.
- Korban Perundungan Selama Sekolah di Tanah Kelahirannya
Elon Musk dikenal sebagai murid pendiam, tertutup dan jauh dari kata populer pada masa sekolahnya di Afrika Selatan dulu. Elon bahkan mengaku bahwa teman-temannya pernah memaksa Elon keluar dari ‘tempatnya’ hanya agar bisa dipukul oleh mereka.
“Teman-teman memaksa saya untuk keluar sehingga mereka bisa memukuli saya, itu sangat menyakitkan” ujarnya.
- Pernah Bekerja Serabutan Demi Menyambung Hidup
Di saat usianya menginjak angka 17 tahun, Musk memutuskan untuk pindah ke Kanada, negara dimana ibunya berasal.
Alasan kepindahan Elon Musk ke Kanada adalah untuk menghindari program wajib militer di Afrika Selatan dan meninggalkan negara yang dianggap tidak punya kesadaran kolektif itu.
Selama kepindahannya di Kanada, ia sempat tinggal di rumah saudaranya dan bekerja sebagai tenaga serabutan untuk bertahan hidup. Mulai dari membersihkan kawasan peternakan, pertanian gandum, memotong kayu sampai dengan menjual komponen-komponen komputer.
Pada tahun 1990, Elon masuk sebagai mahasiswa strata satu di Queen’s University di Ontario, Kanada. Dua tahun setelahnya, Elon pindah ke Amerika Serikat dan melanjutkan studinya di University of Pennsylvania. Disana, ia berhasil lulus dengan gelar sarjana ekonomi di tahun 1997.
Setelah lama mengenyam pendidikan di negeri Paman Sam, pada tahun 2002 Musk telah menyandang kewarganegaraan Amerika Serikat. Hingga saat ini, Elon mengantongi tiga kewarganegaraan yakni Afrika Selatan, Kanada (sejak 1989), dan Amerika Serikat.
Sikap Elon Musk yang Perlu Kita Tiru
Elon dikenal sebagai pebisnis, teknisi, dan inovator yang tidak biasa dari para pengusaha besar pada umumnya. Dia kerap menyatakan ide jenius yang sering orang lain anggap sebagai ‘ide’ gila dan tidak masuk akal.
Tak mengherankan juga bahwa dirinya sering dicap sebagai pengusaha eksentrik, kontroversial dan telah dianggap layaknya seorang visioner yang punya kemampuan mengintip masa depan dunia. Bisa Anda lihat bahwa segala ambisi besarnya kini telah berhasil menggemparkan dunia.
Ketika di masa kecilnya Elon adalah seorang pendiam dan tertutup, kini dirinya adalah seorang yang inovator yang sering buka-bukaan, bebas dan ekspresif. Atas segala semangat pantang menyerah dan keberaniannya untuk maju melawan arus besar, tak heran jika dirinya kini jadi orang besar.
Apakah Anda ingin menjadi seorang yang sukses layaknya Elon Musk? Berikut ini adalah beberapa contoh sikap positif dari seorang pendiri Tesla Inc dan SpaceX yang patut untuk Anda tiru.
- Gemar Membaca Buku
Menurut keterangan dari sang ibu, Elon merupakan seorang yang sangat gemar membaca sehingga tak heran jika dirinya tumbuh menjadi seorang yang jenius. Saudara lelakinya, Kimbal Musk pernah mengatakan, Elon selalu menggunakan 10 jam waktunya dalam sehari untuk membaca buku.
Segala macam bacaan yang pernah Elon selami juga sangat beragam mulai dari buku seri fiksi ilmiah, novel, ensiklopedia, buku-buku religius, filosofi, sampai komik.
- Berani Bermimpi dan Mengeluarkan Ide-Ide
Setiap manusia dikaruniai anugerah berupa kemampuan berpikir dan kemampuan memiliki ide-ide cemerlang. Ide itu tak pernah salah, yang salah adalah ide yang tidak dapat disalurkan. Banyak orang yang punya segudang ide di kepalanya, tapi tidak mampu memanfaatkannya.
Seringnya, ide yang ada di kepala kita itu terdengar tidak masuk akal bagi kebanyakan persepsi orang-orang, tapi tidak dengan Elon Musk. Ia merupakan sosok orang yang berani mengungkapkan ide cemerlangnya secara terbuka dan berusaha untuk merealisasikannya.
Itulah mengapa orang yang sering menganggap dirinya terlampau jenius alias gila. Elon sangat berani mengekspresikan apa yang ia pikirkan daripada hanya dipendam. Menurutnya, ide hanya akan tetap menjadi ide tanpa adanya tindakan nyata.
Masalah diterima ataupun ditolaknya suatu ide itu jadi perkara nomor sekian. Sikap ini sangat penting itu kita tanamkan dalam diri. Tanpa mencoba mengungkapkan ide, kesempatan kita atau manusia untuk berkembang hanya akan terpendam dengan sia-sia.
- Tidak Mudah Merasa Puas
Sebagai seorang yang sangat ambisius, Elon Musk tidak mudah puas dengan apapun yang telah berhasil ia raih begitu saja. Sebagai bukti nyatanya, ia tidak puas hanya tinggal di tanah kelahirannya dan memutuskan untuk pindah ke negara ibunya di Kanada.
Bukti lainnya adalah, ia tidak puas dengan satu gelar pendidikan saja selama menempuh pendidikan strata satu. Setelah berhasil lulus sebagai sarjana ekonomi, dirinya juga memutuskan untuk meraih gelar sarjana kedua di jurusan fisika.
- Kualitas adalah Hal Utama
Sebuah produk yang tidak sempurna kualitasnya lama kelamaan akan ditinggalkan oleh masyarakat. Berapapun harganya, selama produk itu dikenal berkualitas, orang-orang akan rela mengeluarkan uang lebih untuk memilikinya. Prinsip ini telah Elon tanamkan dalam produk mobil Tesla inovasinya.
Kesuksesan itu mahal harganya. Semahal usaha, air mata dan keringat Elon Musk, ia akhirnya berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa kerja keras adalah satu syarat menjadi orang besar.