Keberadaan vaksin merupakan salah satu upaya manusia untuk segera mengakhiri pandemi Covid 19. Seperti yang telah diketahui jika virus yang sudah menyebar di seluruh dunia ini tidak hanya menyebabkan jutaan nyawa hilang namun juga menimbulkan krisis ekonomi yang hebat.

Oleh karena itu, vaksinasi diharapkan menjadi salah satu cara untuk menekan angka penyebaran akibat virus tersebut. Jika masyarakat sudah imun terhadap virus Covid maka bukan tidak mungkin masyarakat bisa hidup kembali seperti sebelum pandemi menyebar.

Persiapan sebelum vaksinasi

Persiapan sebelum vaksinasi

Meski kelihatannya sederhana namun ternyata sebelum vaksin juga butuh persiapan. Selain mempersiapkan mental agar tidak gugup, penerima vaksin juga wajib memenuhi persyaratan kesehatan yang diajukan.

Hal ini penting agar vaksinasi yang dilakukan tidak sia-sia. Jika masih nekat ingin vaksin padahal kondisi kesehatan sedang tidak mendukung maka hal tersebut justru bisa membahayakan diri sendiri. Oleh sebab itu, ada baiknya sebelum vaksin untuk memperhatikan hal-hal di bawah ini.

1. Cari informasi yang tepercaya

Pertama, carilah informasi yang benar dan tepercaya. Selama pandemi Covid 19 berlangsung ada banyak sekali berita hoaks dan menyesatkan seputar pandemi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Malah ada beberapa berita yang sangat membahayakan keselamatan dan kesehatan masyarakat banyak sehingga harus pintar-pintar memilih berita. Pastikan berita yang dibaca hanya berasal dari sumber kredibel seperti media terpercaya, tenaga kesehatan, dan lembaga kesehatan.

Jangan pernah percaya pada berita yang tersebar di media sosial atau berita berantai yang disebarkan lewat aplikasi chatting. Berita semacam itu biasanya adalah berita palsu yang menyesatkan.

2. Konsultasi ke tenaga kesehatan

Banyak yang belum tahu jika sebelum mendapat vaksin ada baiknya untuk konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Hal ini umumnya dilakukan untuk orang-orang yang memiliki penyakit bawaan seperti asma, alergi, tekanan darah tinggi, dan sebaiknya.

Sebab, orang dengan riwayat penyakit tertentu memiliki risiko yang cukup besar dibandingkan dengan orang yang memiliki penyakit bawaan tersebut. Dengan konsultasi ke dokter maka pasien akan tahu apakah dirinya aman mengikuti vaksinasi atau tidak.

3. Sehat saat vaksinasi

Selain kedua hal di atas, kondisi badan yang sehat dan bugar juga menjadi persyaratan vaksinasi. Orang yang sedang sakit entah itu terkena demam, flu, dan sebagainya tidak boleh divaksin. Ada baiknya untuk menunggu hingga sembuh agar vaksin bisa bekerja efektif.

Menurut beberapa informasi dari tenaga kesehatan, vaksin yang diberikan pada orang yang sedang sakit tidak akan terlalu bermanfaat karena sehingga lebih baik dosis tersebut diberikan ke orang yang sehat.

Bagaimana setelah vaksinasi?

Bagaimana setelah vaksinasi

Setelah melaksanakan vaksinasi bukan berarti tubuh bisa langsung kebal terhadap virus. Apalagi jika baru menjalani vaksinasi tahap pertama. Tetap ada risiko terkena Covid namun orang yang sudah divaksin akan lebih mudah sembuh dibandingkan yang tidak.

1. Pahami dan perhatikan efek samping

Setiap vaksin tentu memiliki efek samping masing-masing. Selain itu, gejala efek sampingnya bisa berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang mengalami gejala ringan seperti nyeri, demam, dan sebagainya namun ada juga yang mengalami gejala  berat.

Oleh sebab itu, penerima vaksin sangat disarankan untuk tetap tinggal di lokasi minimal 30 menit setelah disuntik. Hal ini untuk mengantisipasi timbulnya efek samping yang berat sehingga bisa langsung ditangani secara medis.

Efek samping seperti demam sebenarnya sangat umum terjadi pada vaksinasi jenis apapun. Hal ini merupakan tanda jika tubuh sedang bekerja meningkatkan sistem imun. Namun, meski umum namun perawatan saat demam tidak boleh dianggap sepele.

Ketika demam sangat dianjurkan untuk mempertahankan cairan tubuh. Sebab, perlu diketahui jika tubuh akan kehilangan 10% cairan tubuh setiap kenaikan 1ᵒ C. Oleh sebab itu, orang demam sangat rawan mengalami dehidrasi dan kehilangan ion.

Oleh sebab itu, jika mengalami efek samping berupa demam setelah vaksin sangat disarankan untuk banyak minum air putih, mengonsumsi makanan bergizi

2. Istirahat yang cukup

Gejala yang paling sering dialami setelah disuntik vaksin adalah rasa nyeri di area sekitar suntikan. Untuk mengurangi gejalanya kompres dingin dan istirahat yang cukup sangat disarankan. Bisa juga menggunakan obat pereda nyeri asalkan sudah konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Meski tidak mengalami gejala efek samping setelah divaksin penerima vaksin tetap dianjurkan untuk beristirahat yang cukup. Tidak hanya itu, memakan makanan bergizi serta olahraga teratur juga sangat disarankan agar tubuh tetap sehat dan meningkatkan imunitas.

3. Jangan lupa protokol kesehatan

Meski sudah divaksin tidak ada jaminan tidak akan terkena virus Covid. Oleh sebab itu, protokol kesehatan tetap diperlukan. Selain untuk melindungi diri sendiri, protokol kesehatan juga sangat bermanfaat dalam melindungi orang lain.

Protokol kesehatan juga tidak sulit dilakukan. Cukup dengan mengenakan masker saat keluar rumah, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer (alkohol minimal 60%), jaga jarak 1,5-2 m, dan beristirahat di rumah jika sedang sakit.

Hal ini sangat penting karena ada berapa orang yang merasa akan kebal dari Covid jika sudah divaksin padahal hal tersebut sama sekali tidak benar. Protokol kesehatan masih tetap diperlukan agar pandemi cepat berakhir dan masyarakat bisa kembali hidup normal.

4. Jangan lupa vaksin kedua

Dalam berapa kejadian, ada orang yang hanya mendapatkan 1 kali penyuntikan. Padahal, vaksinasi yang benar haruslah lengkap dilakukan dalam 2 kali dosis penyuntikan dengan rentang 2 minggu. Hal ini tidak boleh dilupakan karena akan membuat vaksinasi tidak efektif.

5. Jangan olahraga berlebihan

Meski memiliki manfaat yang bagus untuk kesehatan namun melakukan olahraga dengan berlebihan juga sangat tidak disarankan. Perlu diingat untuk melakukan olahraga sesuai dengan kondisi tubuh agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Vaksin Covid 19 apa yang paling bagus?

Vaksin Covid 19 apa yang paling bagus

Salah satu pertanyaan paling umum yang ditanyakan ke petugas kesehatan biasanya adalah vaksin mana yang paling bagus atau paling ampuh melindungi manusia dari Covid. Hal ini ditanyakan mengingat ada beberapa pilihan vaksin yang bisa diberikan kepada masyarakat.

Sejauh ini pemerintah Indonesia sudah memberikan izin pemakaian darurat untuk vaksin Sinovac, Astrazeneca, Sinopharm, dan baru-baru ini Pfizer juga sudah mendapatkan izin penggunaan di tanah air.

Hal ini tidak jarang membuat kebingungan. Terlebih adanya anggapan jika beberapa vaksin seperti Pfizer, Moderna, dan Astrazeneca dianggap lebih ampuh menangkal Covid sehingga banyak yang pilih-pilih vaksin.

Padahal, di masa pandemi seperti sekarang ini memilih-milih vaksin bukanlah hal yang tepat karena tingkat penyebarannya di Indonesia sudah sangat tinggi. Rumah sakit dan tenaga kesehatan juga sudah kewalahan menangani pasien yang menumpuk.

Menurut keterangan tenaga ahli sendiri di saat ademi seperti ini bukanlah waktu yang tepat untuk menjadi pemilih. Vaksin apa saja asalkan sudah mendapat persetujuan dari WHO dan pemerintah setempat bisa digunakan untuk masyarakat yang membutuhkan.

Ikut vaksinasi menggunakan vaksin apapun jauh lebih baik dibandingkan tidak sama sekali. Dengan mendapatkan vaksinasi Covid 19 sejak awal maka seseorang turut serta menyelamatkan nyawa orang banyak.