Pandemi Covid-19 tidak bisa dibilang sudah usai, meski pemerintah telah mencabut larangan untuk bepergian dan berkerumun seperti mudik dan menikmati momen lebaran. Namun jangan lengah, pemerintah tetap menghimbau masyarakat untuk waspadai gejala Omicron terutama saat hari raya.
Omicron adalah varian paling baru dari Coronavirus disease yang diklaim lebih cepat menular dan menyebar jika dibanding dengan varian lainnya. Meskipun terlihat lebih menyeramkan namun varian ini memiliki gejala yang lebih ringan bahkan pada sejumlah kasus ada yang tidak disertai dengan gejala.
Berbagai Gejala Omicron yang Wajib Diketahui
Varian Omicron pertama kali terdeteksi di Benua Afrika pada November 2021 dan kini sudah masuk ke lebih dari 110 negara di dunia seperti salah satunya yang paling dekat dengan Indonesia adalah Singapura.
Penyebaran ini pun telah diprediksi akan terus melebar ke berbagai wilayah sehingga masyarakat di berbagai negara dihimbau untuk tetap mentaati prokes dan tahu tentang apa saja gejala Omicron seperti berikut agar bisa segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala:
1. Sakit Kepala
Menurut sejumlah riset yang dikutip dari berbagai sumber online, sakit kepala merupakan gejala yang paling banyak dialami oleh penderita Omicron dan menjadi yang paling umum.
Sakit kepala yang dirasakan oleh pasien cukup beragam mulai dari nyeri sedang di salah satu sisi kepala, kepala terasa seperti tertusuk, berdenyut, atau ditekan-tekan, rasa sakit di kedua sisi kepala, hingga sakit kepala hebat selama beberapa hari yang tidak kunjung reda meski sudah minum obat pereda nyeri.
2. Pilek
Pilek menjadi gejala kedua yang paling banyak ditemukan pada kasus Covid-19 di negara Inggris terutama selama musim dingin.
Menurut laporan dari negara yang bersangkutan dan sudah disebarkan di berbagai media online, sekitar 60 persen penderita Covid-19 di negara tersebut mengalami gejala pilek yang disertai dengan anosmia (menurunnya kemampuan indra penciuman / hidung).
Namun para peneliti di Inggris sudah memiliki catatan bahwa ketika tingkat infeksi sedang rendah, maka gejala yang sama bisa disebabkan oleh adanya alergi, bukan karena virus Corona.
3. Bersin Terus-menerus
Gejala Omicron lainnya yang ditemukan oleh para tim peneliti di berbagai negara adalah bersin yang terus menerus. Gejala ketiga ini bahkan dapat ditemukan juga pada orang yang telah mendapat vaksin.
Namun, tim peneliti juga menegaskan bahwa bersin berlebihan juga tidak selalu menandakan adanya infeksi virus, karena bisa saja karena pilek biasa atau alergi seperti dingin atau debu.
4. Tenggorokan Tidak Nyaman
Sebagian besar orang yang telah positif Omicron melaporkan bahwa sakit tenggorokan menjadi salah satu gejala yang dialaminya dan biasanya disertai dengan pilek. Menurut hasil studi dari ZOE Covid, gejala sakit tenggorokan ini termasuk tidak berat dan biasanya tidak sampai 5 hari dirasakan.
Jika kondisi dari sakit tenggorokan ini terlalu menyakitkan dan mungkin juga berlangsung dalam waktu yang lama, maka menurut tim peneliti bisa saja disebabkan oleh kondisi kesehatan lain dari si penderita, dan hal ini membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut dari tim medis agar hasilnya bisa lebih akurat.
Menurut data-data yang sudah ada, lebih dari 50 persen penderita Omicron di berbagai negara mengalami gejala ini dan paling banyak pada orang dewasa dengan rentang usia 20-50 tahun, jadi bukan pada anak-anak/balita.
5. Batuk
Gejala lain dari Covid-19 termasuk varian terbaru yakni Omicron adalah batuk yang bisa disertai atau tidak disertai dengan sakit pada bagian tenggorokan. Namun menurut hasil penelitian, gejala batuk tidak selalu dialami oleh pasien karena hanya terjadi pada sekitar 4 dari 10 orang yang dinyatakan positif Omicron.
Jenis batuknya sendiri adalah kering, bukan berdahak. Pada pasien yang mengalami gejala ini umumnya batuk terjadi selama 4-5 hari saja tergantung pada kondisi masing-masing pasien dan derajat penyakit.
Jika batuk terjadi lebih dari waktu yang telah disebutkan dan disertai dengan satu atau lebih gejala Omicron lain yang maka penderita diharapkan untuk sesegera mungkin melakukan tes PCR atau rapid test antigen.
Menutut penuturan dari Alan McNally yang merupakan profesor bidang microbial evolutionary genomics di University of Birmingham,
“Jika batuk atau gejala lainnya disertai dengan tanda-tanda infeksi pada saluran pernapasan maka rapid tes atau PCR perlu segera dilakukan dan bersama dengan ini sangat disarankan untuk isolasi mandiri agar penyebaran virus tidak meluas dan menyebabkan lonjakan. Diagnosis sendiri sangat tidak disarankan”.
6. Mual
Sebelumnya sebagian besar masyarakat mungkin menganggap mual adalah gejala dari naiknya asam lambung seperti pada penyakit maag, baik yang ringan atau akut. Namun kini, mual juga menjadi salah satu gejala yang dilaporkan ada pada sejumlah pasien penderita Omicron.
Umumnya gejala ini muncul bersama dengan berkurang atau bahkan hilangnya nafsu makan. Gejala ini biasanya muncul pada tahap paling awal ketika seseorang terinfeksi, namun juga bisa tidak ada tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing.
Menurut sejumlah informasi berdasarkan data-data yang ada, gejala ini umumnya juga hanya terjadi pada penderita Omicron yang sebelumnya telah menjalani vaksinasi selama 2 kali.
7. Nyeri
Nyeri otot atau sensai sakit di sekujur tubuh terutama pinggang dan betis adalah tanda lain dari Omicron yang patut diketahui. Gejala ini umumnya terjadi saat penderita baru terinfeksi dan berlangsung sekitar 3 hari saja. Namun gejala juga bisa terasa lebih dari 3 hari tergantung imun dari pasien.
Gejala Omicron lain yang juga telah dilaporkan adalah ruam kulit dan diare. Namun jika dibanding dengan tujuh daftar di atas, dua gejala terakhir termasuk lebih jarang terjadi. Pemberian vaksin memang tidak membuat seseorang kebal virus namun ketika terinfeksi gejalanya akan lebih ringan.