Seperti yang sudah kita ketahui, Penggemar sepak bola bisa berasal dari berbagai kalangan tanpa batasan usia, mulai dari anak-anak, dewasa hingga usia lanjut. Penggemar sepak bola sendiri tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Maka dari itu, penggemarnya pun pasti beragam.

Dengan keberagaman yang ada, tentunya itu akan membuat mereka memiliki tingkah laku, bahkan karakteristik yang bermacam-macam. Setidaknya, setiap penggemar sepak bola bisa menyumbangkan kegilaannya sebagai bentuk usaha untuk mendukung tim sepak bola favorit mereka.

Contohnya, setiap club supporter bisa memiliki yel-yel dan atribut yang berbeda-beda. Hal tersebut bisa menjadi identitas atau ciri khas mereka.

Penggemar Sepak Bola dan Kelakuan di Lapangan

Sebagai pendukung dan penyemangat tim sepak bola favorit, para penggemar sepak bola pasti memiliki banyak moment di lapangan. Mulai dari moment lucu, seru, mengharukan hingga moment yang menyedihkan.

Selain itu, pernah terjadi beberapa moment menegangkan atau bahkan bisa membuat kita menyayangkan hal-hal tersebut bisa sampai terjadi. Berikut beberapa kejadian besar yang melibatkan para penggemar sepak bola yang terjadi di lapangan :

1. Penggemar Sepak Bola Borgol Gawang, Biar Gak Gol

Penggemar Sepak Bola Borgol Gawang, Biar Gak Gol

Kejadian ini terjadi saat Everton bertanding melawan City di tahun 2012. Pertandingan harus ditunda beberapa jam karena kejadian salah satu penggemar sepak bola yang memborgol dirinya sendiri di gawang.

Dikutip dari detik.com, seorang pria berusia 46 tahun melakukan pemborgolan diri dengan tujuan protes terhadap sebuah maskapai, namun ia memilih menarik perhatian dengan melakukan hal tersebut di lapangan sepak bola.

Tidak diketahui pasti kapan dan bagaimana bisa pria itu sampai di lapangan dan memborgol diri. Tentunya, kejadian ini berhasil menghentikan pertandingan sejenak. Banyak penonton bertanya-tanya saat itu, apakah pria itu benar-benar seorang penggemar sepak bola??

2. Penggemar Sepak Bola Lempar Kepala Babi, Bikin Ngeri!

Penggemar Sepak Bola Lempar Kepala Babi, Bikin Ngeri!

Sebenarnya, transfer pemain sepak bola adalah hal yang sudah biasa terjadi, bahkan perpindahan pemain ke pihak musuh bukan menjadi hal yang mustahil.

Pada tahun 2000, Real Madrid berhasil membawa Luis Figo dari Barcelona untuk masuk ke timnya. Kejadian tersebut membuat marah para penggemar sepak bola dari masing-masing tim, khususnya Barcelona.

Pada pertandingan El Clasico 2002, para penggemar sepak bola khususnya tim Barcelona melakukan lemparan sampah ke lapangan sebagai bentuk pelampiasan amarah mereka. Sampah botol hingga kepala babi melayang terbang dari tribun ke lapangan. Pertandingan sempat diberhentikan selama 13 menit dan menghasilkan skor seri tanpa tercipta gol.

3. Colok Mata Karena Gemas

Colok Mata Karena Gemas

Tidak hanya penggemar, tetapi pelatih juga bisa melakukan hal gilanya. Jose Morinho misalnya yang mencolok mata asisten pelatih lawan, Tito Vilanova. Kejadian tersebut berlangsung di tahun 2011, saat masing-masing tim memperebutkan trofi Supercopa de Espana.

Saat itu, terjadi sedikit pertengkaran antar pemain karena keputusan wasit. Para pelatih dan asisten pelatih pun mulai mendekati para pemain bola, bukannya melerai dan menyelesaikan masalah, Jose Morinho justru melampiaskan kemarahan dengan mencolok mata Tito Vilanova selaku asisten pelatih tanpa aba-aba.

Menurut laporan, hal itu dilakukan Jose Morinho lantaran emosi sesaat karena tidak terima atas keputusan wasit untuk anak didiknya.

4. Ganasnya Penggemar Sepak Bola Galatasaray

Ganasnya Penggemar Sepak Bola Galatasaray

Manchester United pernah diperlakukan tidak menyenangkan saat datang ke Istanbul di tahun 1993.

RIP United” menjadi ucapan selamat datang untuk mereka saat tiba di bandara. Hal tersebut dilakukan oleh Penggemar Sepak Bola dari Galatasaray yang mengejek dan menyoraki mereka dengan ucapan dan tulisan yang meremehkan.

Selain perlakuan dari penggemar, ternyata pegawai hotel juga membuat gestur membunuh, seperti mengusapkan jari ke leher ketika disapa salah satu pemain.

Belum usai sampai di situ, polisi pun ikut memukul salah satu pemain Manchester United dari belakang ketika memberi perlindungan kepada pemain saat hendak berpindah ke ruang ganti. Cantona, merasa emosi dan hampir membuat rusuh karena kesabarannya sudah di ambang batas.

Selain penggemar Manchester United, penggemar Arsenal juga akan mengingat kejadian kerusuhan di Final Piala UEFA 2000.

Kerusuhan terjadi di Denmark, 17 Mei 2000. Hal ini masih terkait dengan kejadian beberapa bulan sebelumnya tentang penikaman empat orang yang dilakukan oleh penggemar Galatsaray. Penusukan berawal di Bar oleh Penggemar Galatsaray kepada penggemar Arsenal.

Selanjutnya, fans dari Firma Hooligan Inggris beraksi untuk pembalasan dendam karena penusukan di Istanbul. Penusukan balas dendam itu terjadi di Balai Kota Denmark.

5. Bela Sungkawa Penggemar Sepak Bola Di Kajuruhan

Bela Sungkawa Penggemar Sepak Bola Di Kajuruhan

Alih-alih membanggakan dengan prestasi, Indonesia justru menyebarkan duka cita saat terjadinya tragedi tewasnya ratusan nyawa saat pertandingan Arema melawan Persebaya. Berawal dari kecewanya oknum penggemar Arema akan kekalahan dikandang sendiri.

Kekecewaan itu dilampiaskan dengan turun dari lapangan. Pada akhirnya semua tidak terkendali dan pihak keamanan menembakkan gas air mata dan membuat kepanikan hingga memaksa mereka keluar dengan kondisi sempit dan berdesak-desakan.

Walaupun para tersangka sudah ditetapkan, para penggemar sepak bola tim Arema juga sudah mengkonfirmasi jika yang turun ke lapangan hanya ingin menyemangati, bukan menunjukkan rasa kecewa. Semoga hal seperti ini tidak terjadi dan terulang kembali.

Menyukai sesuatu bukan berarti membenarkan akan semua tindak tanduk yang diupayakan demi sesuatu yang kita suka. Setiap hal dalam kehidupan memiliki aturan. Jangan sampai yang kita lakukan bisa merugikan orang lain.

Sikap penggemar sepak bola akan mencerminkan bagaimana tim yang digemarinya.  Bijaklah dalam bertindak, melalui kisah ini dapat diambil hikmah dan semangat baru menjadi lebih baik lagi.