Oktober mendatang, tepatnya pada tanggal 9 – 17 di bulan tersebut, gelaran Thomas Cup dan Uber Cup akan berlangsung di kota Aarhus, Denmark. Indonesia yang turut serta dalam kejuaraan tersebut diharapkan mampu mengulang kesuksesan tahun 1994 – 1996 dengan mengawinkan kedua piala.
Indonesia sendiri berhasil menjadi yang terbanyak dalam raihan gelar juara piala Thomas dengan 13 trofi. Sementara di kejuaraan piala Uber, Indonesia baru mampu mengumpulkan total 3 trofi. Lantas, kapan kedua kompetisi tersebut dimulai dan siapa saja pemenangnya? Berikut sejarah lengkap keduanya!
Sejarah Awal Thomas Cup
Penyelenggaraan pertama kejuaraan Thomas Cup atau yang dikenal juga dengan nama World Men’s Team Championship terjadi pada tahun 1949. Event ini berlangsung di Preston, Inggris dengan gelar juara diraih oleh tim Malaya setelah mengalahkan Denmark dengan skor telak 8-1.
Penggunaan nama Thomas sendiri diambil dari nama Presiden pertama IBF sekaligus mantan pemain Inggris bernama Sir George Alan Thomas. Sementara nama IBF saat ini sudah berganti menjadi BWF (Badminton World Federation) dengan mengambil markas di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kejuaraan Thomas Cup merupakan kompetisi bulutangkis beregu putra yang mempertandingkan partai ganda putra dan tunggal putra secara bergantian. Tim dengan raihan kemenangan terbanyak akan keluar sebagai pemenang dan lolos ke babak selanjutnya sampai penentuan gelar juara.
Format Kompetisi Thomas Cup
Thomas Cup diselenggarakan dan diikuti oleh 16 negara dengan susunan tim yang hanya terdiri dari pemain putra saja. 16 negara yang bertanding juga memiliki sejumlah ketentuan sehingga tidak sembarang negara bisa mendaftarkan diri. Adapun ketentuan peserta piala Thomas adalah sebagai berikut:
- Juara bertahan dari kompetisi sebelumnya (1 tim).
- Negara/Tim dari tuan rumah (1 tim).
- Semifinalis kejuaraan beregu Asia (4 tim).
- Semifinalis kejuaraan beregu Eropa (4 tim).
- Pemenang kejuaraan dari benua Afrika (1 tim).
- Pemenang kejuaraan dari benua Amerika (1 tim).
- Pemenang kejuaraan dari wilayah Oseania (1 tim).
- Penghuni peringkat tertinggi BWF di luar ketentuan di atas (3 tim).
Setelah 16 negara yang dapat mengikuti piala Thomas selesai ditentukan, nantinya akan dilakukan pengundian yang akan membagi negara-negara tersebut ke dalam 4 grup. Sebelum kejuaraan tersebut berlangsung.
Semua tim akan melakoni laga penyisihan grup dengan juara dan runner-up grup akan lolos ke babak perempat final untuk saling berhadapan hingga berlangsungnya partai final.
Masing-masing tim akan mempersiapkan tiga nomor tunggal dan dua nomor ganda untuk dipertandingkan. Tim yang berhasil memenangkan sedikitnya 3 pertandingan akan keluar sebagai pemenang pada pertandingan tersebut.
Prestasi Indonesia dan Daftar Lengkap Pemenang Thomas Cup
Selama kompetisi Piala Thomas diselenggarakan, Indonesia berhasil menjadi pengumpul gelar juara terbanyak dengan total 13 trofi. Terakhir kali tim merah putih mendapatkan gelar juara adalah pada tahun 2002 silam. Setelah itu, prestasi terbaik di ajang dua tahunan tersebut hanya dua kali runner up.
Runner up pertama didapat pada ajang Thomas Cup tahun 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia. Saat itu, Indonesia kalah dari China dengan skor telak 0-3. Runner up berikutnya terjadi pada gelaran Thomas Cup tahun 2016 yang berlangsung di Kunshan, China.
Kali ini, tim Thomas Indonesia harus mengakui keunggulan Denmark yang berhasil menang dengan skor tipis 2-3. Kala itu, Indonesia tampil kuat di sektor ganda namun tak berdaya pada sektor tunggalnya. Harapan Indonesia untuk menyudahi puasa gelar kejuaraan piala Thomas harus pupus saat itu.
Berikut adalah daftar pemenang piala Thomas sejak pertama kali diselenggarakan:
Tahun | Tuan Rumah | Finalis | ||
Juara | Skor | Runner Up | ||
1949 | Preston, Inggris | Malaya | 8 – 1 | Denmark |
1952 | Singapura, Singapura | Malaya | 7 – 2 | Amerika Serikat |
1955 | Singapura, Singapura | Malaya | 8 – 1 | Denmark |
1958 | Singapura, Singapura | Indonesia | 6 – 3 | Malaya |
1961 | Jakarta, Indonesia | Indonesia | 10 – 3 | Thailand |
1964 | Tokyo, Jepang | Indonesia | 10 – 4 | Denmark |
1967 | Jakarta, Indonesia | Malaysia | 6 – 3 | Indonesia |
1970 | Kuala Lumpur, malaysia | Indonesia | 7 – 2 | Malaysia |
1973 | Jakarta, Indonesia | Indonesia | 8 – 1 | Denmark |
1976 | Bangkok, Thailand | Indonesia | 9 – 0 | Malaysia |
1979 | Jakarta, Indonesia | Indonesia | 9 – 0 | Denmark |
1982 | London, Inggris | China | 5 – 4 | Indonesia |
1984 | Kuala Lumpur, malaysia | Indonesia | 3 – 2 | China |
1986 | Jakarta, Indonesia | China | 3 – 2 | Indonesia |
1988 | Kuala Lumpur, malaysia | China | 4 – 1 | Malaysia |
1990 | Tokyo, Jepang | China | 4 – 1 | Malaysia |
1992 | Kuala Lumpur, malaysia | Malaysia | 3 – 2 | Indonesia |
1994 | Jakarta, Indonesia | Indonesia | 3 – 0 | Malaysia |
1996 | Hong Kong | Indonesia | 5 – 0 | Denmark |
1998 | Sarajevo, Bosnia | Indonesia | 3 – 2 | Malaysia |
2000 | Kuala Lumpur, malaysia | Indonesia | 3 – 0 | China |
2002 | Guangzhou, China | Indonesia | 3 – 2 | Malaysia |
2004 | Jakarta, Indonesia | China | 3 – 1 | Denmark |
2006 | Sendai & Tokyo, Jepang | China | 3 – 0 | Denmark |
2008 | Jakarta, Indonesia | China | 3 – 1 | Korea Selatan |
2010 | Kuala Lumpur, malaysia | China | 3 – 0 | Indonesia |
2012 | Wuhan, China | China | 3 – 0 | Korea Selatan |
2014 | New Delhi, India | Jepang | 3 – 2 | Malaysia |
2016 | Kunshan, China | Denmark | 3 – 2 | Indonesia |
2018 | Bangkok, Thailand | China | 3 – 1 | Jepang |
Sejarah Awal Uber Cup
Nama Uber Cup diambil dari nama seorang legenda bulutangkis putri asal Inggris bernama Betty Uber. Ia aktif bertanding pada era 1930-an dengan prestasi terbaiknya yaitu 13 kali juara All England dari 3 nomor berbeda. Piala Uber pertama kali digelar 8 tahun setelah Thomas Cup diselenggarakan, yaitu tahun 1957.
Amerika Serikat yang masih aktif mengikuti kejuaraan dunia bulutangkis berhasil menang atas Denmark dengan skor 6-1. Bahkan di dua ajang berikutnya, Amerika juga masih mampu menjadi juaranya. Setelah itu, China dan Jepang mulai mendominasi gelar juara ajang Uber Cup disusul oleh Indonesia dan Korea.
Awalnya, Uber Cup diselenggarakan setiap tiga tahun sekali. Namun, sejak tahun 1984 untuk pertama kalinya Uber Cup digabungkan dengan piala Thomas dan turut diadakan dua tahun sekali sampai saat ini.
Prestasi Indonesia di Ajang Uber Cup
Dibanding ajang Thomas Cup, prestasi Indonesia masih tergolong biasa-biasa saja dengan hanya mengoleksi 3 trofi. Gelar pertama didapat pada ajang Uber Cup tahun 1975 saat Indonesia menjadi tuang rumah kejuaraan tersebut.
Dua gelar berikutnya berhasil didapatkan tim Indonesia secara beruntun pada tahun 1994 dan tahun 1996. Kala itu, kedua piala Uber tersebut berhasil disandingkan dengan trofi Piala Thomas. Bisa dibilang bahwa di dua tahun tersebut menjadi masa keemasan tim bulutangkis Indonesia.
Berikut adalah tabel peraih gelar Uber Cup terbanyak sampai saat ini:
Negara | Juara | Runner Up |
China | 14 (1984, 1986, 1988, 1990, 1992, 1998, 2000, 2002, 2004, 2006, 2008, 2012, 2014, 2016 | 3 kali (1994, 1996, 2010) |
Jepang | 6 (1966, 1969, 1972, 1978, 1981, 2018) | 2 kali (1975, 2014) |
Indonesia | 3 (1975, 1994, 1996) | 7 kali (1969, 1972, 1978, 1981, 1986, 1998, 2008) |
Amerika | 3 (1957, 1960, 1963) | 1 kali (1996) |
Korea Selatan | 1 (2010) | 7 kali (1988, 1990, 1992, 2002, 2004, 2012, 2016) |
Denmark | – | 3 kali (1957, 1960, 2000) |
Inggris | – | 2 kali (1963, 1984) |
Belanda | – | 1 kali (2006) |
Thailand | – | 1 kali (2018) |
Pada ajang Thomas Cup tahun ini, Indonesia ditargetkan mampu meraih gelar juara dan menyudahi puasa gelar selama 19 tahun. Sementara untuk sektor Uber, langkah Indonesia memang cukup berat, tetapi PBSI tetap berharap tim Uber Indonesia mampu membuat kejutan dan mengulang sukses tahun 1994 -1996.