Di tahun 2022 ini, negara Indonesia masih terus berjuang melawan virus corona yang muncul sejak 2019. Varian-varian terbaru virus covid 19 terus muncul, sehingga tetap mematuhi protokol merupakan kunci utama. Salah satu yang terbaru adalah varian covid centaurus alias subvarian omicron.

Awal penyebaran varian terbaru ini diketahui muncul di India, namun kini telah menyebar di beberapa negara dan Indonesia adalah salah satunya. Kamu pasti penasaran dengan varian virus corona terbaru ini, bukan? Semua info terbaru tentang varian centaurus ini bisa kamu temukan di bawah.

Fakta Seputar Varian Covid Centaurus

Fakta-Seputar-Varian-Covid-Centaurus

Di Indonesia kini telah kedatangan varian covid 19 terbaru, yakni subvarian centaurus yang masih satu rumpun dengan subvarian omicron lainnya seperti BA.2, BA.4, dan BA.5. Dengan demikian, para ahli di bidangnya meyakini bahwasannya varian terbaru ini memiliki karakteristik yang cukup mirip dengan omicron.

Penyebaran varian terbaru ini cukup cepat, karena kemunculannya diperkirakan sekitar Mei 2022 di India sedangkan kini sudah menyebar ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. Setidaknya sudah 10 negara yang sudah mendeteksi adanya varian virus ini.

Penyebaran virus yang cukup cepat ini membuat para ahli virologi khawatir, karena diduga kecepatan penyebarannya melebihi varian omicron lainnya. Dengan demikian, tidak heran jika subvarian centaurus mendapat pengawasan ketat dari WHO.

Hal lain yang menjadi kekhawatiran terhadap virus centaurus adalah banyaknya mutasi dari virus ini dan apabila dibandingkan dengan subvarian omicron lainnya, centaurus memiliki mutasi lebih banyak lagi.

Sebagian besar mutasi dari virus centaurus ternyata terdapat di area yang berkaitan dengan spike protein, sehingga mutasi dapat berpotensi mempermudah virus covid 19 mengikatkan diri pada sel-sel di dalam tubuh.

Namun, hingga kini masih belum ada pernyataan pasti terkait virus subvarian centaurus, khususnya tentang seberapa cepat penularannya, kemudian risiko terjadinya gejala berat, ataupun efektivitas vaksinasi terhadap varian terbaru ini.

Dugaan sementara, gejala yang timbul akibat terpaparnya virus covid 19 varian centaurus tidak begitu parah. Akan tetapi, peneliti sangat mengkhawatirkan persoalan penularannya, sebab varian ini merupakan hasil mutasi dari omicron dengan tingkat penularan kilat.

Gejala Varian Covid Centaurus

Gejala-Varian-Covid-Centaurus

Sampai saat ini, belum ada laporan pasti yang akurat tentang gejala terpaparnya seseorang dengan virus centaurus. Namun, diperkirakan gejala yang timbul atas paparannya tidak jauh berbeda dengan varian omicron, yakni seperti:

  1. Sakit kepala
  2. Mudah kelelahan
  3. Munculnya permasalahan saluran pernapasan, yakni pilek
  4. Sakit tenggorokan
  5. Bersin
  6. Batuk terus-menerus
  7. Demam
  8. Mual dan muntah
  9. Kedinginan
  10. Nyeri Otot
  11. Diare
  12. Sesak napas
  13. Anosmia atau hilangnya kemampuan penciuman
  14. Ageusia atau hilangnya kemampuan perasa

Apabila kamu merasa gejala-gejala di atas kini tengah dirasakan, sebaiknya segera lakukan tes. Jika memang kamu terpapar virus corona centaurus, maka silahkan datang ke kantor pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan secepatnya.

Komplikasi Paparan Virus Centaurus dan Tingkat Keparahannya

Varian terbaru virus corona, yakni centaurus dapat mengakibatkan gejala klinik maupun komplikasi. Adapun komplikasi yang kemungkinan muncul akibat terpapar virus covid 19 varian centaurus adalah seperti di bawah ini:

1. Gagal Napas

Gagal-Napas

Gagal napas merupakan salah satu komplikasi terbanyak yang pernah terjadi kepada orang-orang yang terpapar covid 19. Komplikasi ini mengakibatkan penderita kesulitan dalam bernafas, sehingga membutuhkan lebih banyak oksigen.

2. Komplikasi Jantung dan Pembuluh Darah

Komplikasi-Jantung-dan-Pembuluh-Darah

Selanjutnya, ketika terpapar virus corona centaurus yang merupakan varian baru maka komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah gangguan irama jantung, kemudian gagal jantung, syok, dan bahkan trauma otot jantung.

3. Tromboemboli

Tromboemboli

Tromboemboli adalah sebuah kondisi terjadinya gumpalan darah yang terbentuk di area dena dalam di tungkai, pangkal paha, ataupun lengan. Kondisi ini sering terjadi pada pasien covid 19 yang dirawat di ruang perawatan insentif.

4. Komplikasi Saraf

Komplikasi-Saraf

Komplikasi keempat yang sering terjadi kepada pasien covid 19 adalah komplikasi saraf atau ensefalopati. Namun, gejala ini biasanya hanya terjadi kepada pasien-pasien dengan gejala berat saja. Pasien dengan gejala ringan sangat jarang, bahkan mungkin tidak akan mengalami komplikasi saraf.

5. Komplikasi Inflamasi

Komplikasi-Inflamasi

Komplikasi inflamasi dapat terlihat dari hasil pemeriksaan darah pasien yang terpapar virus covid 19 centaurus. Pada hasil pemeriksaan darah akan menunjukkan adanya peningkatan tanda-tanda infeksi, misalnya saja sitokin maupun D-dimer serta ferritin.

6. Infeksi Sekunder

Infeksi-Sekunder

Sebanyak 22 penelitian menyatakan bahwasannya telah ditemukan berbagai macam infeksi sekunder yang dapat menyerang penderita covid 19 varian centaurus, misalnya saja infeksi bakteri, virus, dan juga jamur.

Salah satu virus yang ditemukan adalah Epstein – Barr dan diikuti oleh beberapa virus lainnya, misalnya saja Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Acinetobacter baumannii, Haemophilus influenzae, dan Aspergillosis.

Risiko Penularan

Risiko-Penularan

Sama halnya dengan varian lainnya, varian centaurus yang merupakan subvarian dari omicron memiliki risiko penularan. Penyebaran virus ini dapat melalui 3 cara sekaligus, yakni sebagai berikut ini:

  • Melalui sistem pernapasan, khususnya apabila berdekatan dengan penderita covid 19 yang sedang membuang napas berisi partikel virus, kemudian terhirup orang lain.
  • Melalui droplet dan partikel-partikel virus yang masuk ke beberapa anggota tubuh rentan, seperti mata, hidung, dan juga mulut.
  • Menyentuh area mata, mulut, dan juga hidung yang telah terkontaminasi oleh virus menggunakan tangan, kemudian tidak mencuci tangan secara maksimal.

Varian covid centaurus dapat dikatakan berbahaya dan karena masih baru, maka belum banyak penelitian terkait virus ini. Sebagai warga negara yang baik, kamu perlu menjaga diri agar tidak terpapar virus ini, salah satunya dengan cara melakukan vaksinasi sesuai anjuran pemerintah.