Basket bukan merupakan cabang olahraga baru yang ada di Indonesia. Dimulai dari tanggal 3 April 1982, di Indonesia ada kompetisi Kobatama untuk pertama kalinya. ini Sayangnya saat itu hanya diisi oleh dua peserta. Namun atas peristiwa ini, dimulailah perjalanan basket Indonesia.
Dua tim yang bertanding saat itu adalah Rajawali Jakarta dan Semangat Sinar Surya Yogyakarta. Walaupun demikian, ini adalah awal munculnya klub-klub papan atas. Penasaran bagaimana sejarah lengkapnya? Mari simak dari awal hingga akhir!
Kisah Perjalanan Basket Indonesia
Era Kobatama, melahirkan Indonesia Muda (IM) yang saat itu menjadi tim terkuat. Musuhnya adalah Halim Kediri. Persaingan semakin ketat ketika muncul klub ASABA dari Jakarta yang berubah menjadi ASPAC Jakarta kemudian mengganti nama menjadi Stapac Jakarta.
ASABA berhasil menjadi klub terbaik pada tahun 1988 dan 1989. Sayangnya, gagal merebut juara berturut-turut karena ada Pelita Jaya Jakarta. Berikut perjalanan lengkap basket Indonesia hingga menjuarai SEA Games:
1. Dimulai dari Sistem Sirkuit dan Pemain Asing
Tahukah Anda bahwa pada tahun 1994, Perbasi atau Persatuan Basket Seluruh Indonesia mulai memberlakukan sistem Kobatama. Sistem inilah yang masih ada hingga sekarang. Cara mainnya setiap klub yang menjalankan musim kompetisi harus berpindah-pindah.
Mulai dari satu kota ke yang lainnya. Tentunya hal ini juga dijadikan ajang promosi basket oleh Perbasi. Pada era tersebut setiap tempat yang akan dijadikan pertandingan selalu dipadati oleh penonton. Gengsi antar klub semakin meningkat sehingga menggandeng beberapa pemain asing di tahun 1995.
Sayangnya, karena pada tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga keberadaan pemain asing diberhentikan pada tahun 2000. Adapun pemain yang keluar pada masa tersebut adalah Aspack dan Indosyntec Bandung.
Pada tahun 1999 muncul klub bernama Satria Muda Jakarta yang didanai oleh Erick Thohir dan Dudi Gambiro. Di tahun itu pula, Satria Muda mendapatkan gelar juara.
2. Era IBL
Perjalanan Basket di Indonesia tahap dua ditandai dengan munculnya era IBL yang menggantikan era Kobatama di tahun 2002. Terdapat keinginan yang kuat dari para pemain muda basket Indonesia untuk menyelenggarakan ajang kompetisi yang lebih profesional dan mandiri.
Pada tahun 2003, muncullah IBL yaitu Indonesian Basketball League yang merupakan kali pertama pengelolaan basket dikelola secara independen. Era IBL ini masih dijuarai oleh Aspac Jakarta yang meraih piala pada tahun 2003 dan 2005. Di tahun 2004 mereka hanya berhasil sampai ke final saja.
Setelah tahun 2005, Satria Muda menunjukkan aksinya dengan menjuarai kejuaraan IBL selama 4 tahun berturut-turut yaitu tahun 2006 hingga 2009. Aspac tetap menjadi musuh yang utama.
Mengingat semakin majunya kompetisi, membuat klub-klub lain terus bersemangat dalam menjalani latihan. Pada akhirnya munculnya Garuda Bandung yang mampu mengganggu dualisme yang terbangun sekian lama antara Aspac dan Satria Muda.
Garuda Bandung memiliki beberapa pemain hebat. Contohnya adalah Kelly Purwanto, Denny Sumargo dan masih banyak lagi yang lainnya. Mereka berhasil masuk ke final, walaupun belum bisa menyabet gelar juara.
3. Kompetisi Dikelola Operator SMU
Era IBL masih ada, akan tetapi kekurangannya adalah berjalan kurang baik sehingga sering berganti operator. Bagi sebagian orang hal ini dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Namun, seiring berjalannya waktu, semarak kompetisi berkurang.
Akhirnya 10 klub yang terdaftar IBL mendatangi perusahaan yang biasanya menyelenggarakan kompetisi basket antar SMU. Waktu itu mereka mendatangi PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia.
10 klub tersebut percaya bahwa DBL mampu membangkitkan lagi gairah kompetisi basket yang selama ini menurun dan mampu menjadikan kompetisi antar sekolah sebagai sebuah industri. DBL setuju kemudian mengambil alih wewenang.
DBL melakukan rebranding dan mengubah nama IBL menjadi NBL. Para pecinta basket kerap menyebut bahwa NBL adalah era terindah. Hal ini dikarenakan setiap tahunnya juara basket bervariasi, tidak hanya di juarai oleh klub-klub itu saja.
Selain itu, antusiasme masyarakat juga naik sehingga membuat peserta pertandingan menjadi 12 klub. Final antara Aspac dan Satria Muda hanya berlangsung dua kali selama era NBL. Setelah itu muncul nama-nama klub baruang menjadi primadona.
Contohnya adalah CLS Knights Indonesia dan Pelita Jaya. Namun, tetap saja Aspac dan Satria Muda bergantian keluar menjadi juara, walaupun tidak selalu bertemu di final.
4. Kembalinya IBL dan Berakhirnya Era Satria Muda dan Aspac
Berbicara mengenai perjalanan basket ternyata sangat seru. Bagaimana tidak, pada pertengahan kompetisi NBL, lebih tepatnya di Tahun 2015, DBL memastikan jika tidak ingin memperpanjang kontrak sebagai pengelola liga.
Dilanjutkan oleh Perbasi yang mengikat kerjasama dengan operator baru yaitu Starting Five Sports dan Entertainment. Dari sinilah NBL yang sangat membekas di benak pecinta basket berakhir dan diganti kembali menjadi IBL.
Tahun pertama reborn IBL, menghasilkan sesuatu yang ditunggu oleh masyarakat luas yaitu lahirnya juara lain di luar Aspac dan Satria Muda. Pada tahun 2016 CLS Knights Surabaya sukses menyandang predikat juara.
Sistem yang digunakan pada pertandingan IBL adalah best of three. Selain itu, terobosan IBL yang baru adalah mengembalikan era pemain asing yang membuat persaingan menjadi jauh lebih merata.
Klub yang sebelumnya berstatus mediaker seperti Pacifik Caesar Surabaya dan NSH Jakarta mampu naik kelas akibat perubahan kebijakan ini. Keduanya berhasil melaju hingga empat besar.
Namun bukan tanpa problem, IBL yang kedua ini sempat mengalami krisis finansial. Starting Five sebagai operator tidak sanggup lagi mendanai IBL dan akhirnya berpindah tangan ke PT Bola Basket Indonesia pada tahun 2017.
Setelah dipegang oleh PT BBI beberapa klub mundur dan ada juga yang merger ke Aspac Jakarta. Kabar terbaru Stapac Jakarta mundur di IBL 2020 karena sedang melakukan pelatnas untuk jangka panjang persiapan Piala Dunia FIBA di tahun 2023 ini.
Jadi itu dia lika-liku perjalanan basket Indonesia yang sungguh menakjubkan. Aneka konflik, antusias dan lain sebagainya turut mewarnai ajang kompetisi yang bergengsi.
Piala Dunia Basket 2023 Digelar Juni
Kabar baik bahwa kejuaraan basket tingkat dunia akan digelar di Indonesia. Berdasarkan penuturan dari Budi, Event Director Piala Dunia Basket ini, ada beberapa bintang NBA yang turut memeriahkan pertandingan.
Hal ini ia sampaikan setelah melakukan pertemuan dengan Menpora di Kantor Kemenpora. Pelaksanaan piala dunia basket yang akan diadakan di Indonesia harus dilaporkan perkembangan dan Event Director meminta arahan bagaimana persiapan untuk menyambut tamu dari berbagai belahan dunia.
Budi mengatakan bahwasanya nanti di Bulan April akan ada drawing di Manila. Sementara beberapa tim yang akan bermain di Indonesia juga akan dipastikan, ia menyebut bahwa banyak pemain NBA yang akan datang ke Indonesia.
Sebelum kejuaraan yang akan digelar pada Bulan Agustus hingga September ini, terlebih dahulu akan ada test event yang akan diadakan sekitar Bulan Juni. Menpora yakin bahwa nantinya Indonesia akan menjadi tuan rumah yang baik.
Perjalanan basket Indonesia hingga saat ini mencapai titik yang mengagumkan karena bisa mengadakan event tingkat internasional. Kira-kira siapa pemain favorit Anda?