Perusahaan raksasa teknologi Meta Platforms Inc. memutuskan untuk menghapus fitur Non-Fungible Token (NFT) yang ada di Facebook dan Instagram. Sebelumnya, NFT Facebook ini telah diluncurkan pada bulan November 2022 lalu.

Alasan penghapusan fitur tersebut diduga untuk memangkas pengeluaran perusahaan yang kini tengah fokus pada proyek besarnya yaitu Metaverse. Selain itu, keputusan perusahaan juga disebabkan karena ingin mengembangkan monetisasi pembayaran atau MetaPay.

Alasan Meta Hapus Fitur NFT Facebook

Melalui Twitter, Pimpinan Meta commerce dan fintech, Stephane Kasriel mengumumkan penghentian fitur fitur Non-Fungible Token (NFT) yang ada di Facebook dan Instagram. Informasi tersebut disampaikan pada hari Senin, 13 Maret 2023.

Sementara itu, Juru bicara Meta, Joshua Gunter juga turut mengkonfirmasi melalui email ke The Verge. Ia mengungkapkan bahwa perusahaan memutuskan untuk menghentikan pengujian, pembuatan, serta penjualan NFT di aplikasinya dalam beberapa pekan mendatang.

1. Pengembangan MetaPay

Pengembangan MetaPay

Dikutip dari The Verge, Kasriel menjelaskan bahwa penghentian koleksi digital atau NFT disebabkan karena perusahaan akan fokus ke hal lain. Meta ingin mendukung para kreator, individu, hingga bisnis dengan mengembangkan monetisasi Reels atau yang disebut dengan MetaPay.

Induk perusahaan Facebok tersebut bahkan sudah melakukan pendaftaran merek dagang untuk MetaPay. Platform pembayaran ini juga mendukung pembayaran kripto dan sudah diajukan sejak 8 Februari 2023.

Integrasi NFT pada awalnya merupakan salah satu bentuk dorongan dari CEO Meta, Mark Zuckerberg untuk menjadikan 2023 sebagai “Tahun Efisiensi”. Namun, pada akhirnya memutuskan untuk menghapusnya juga.

Setelah Meta meninggalkan NFT, perusahaan-perusahaan lainnya juga mengalami krisis akibat kripto. Beberapa diantaranya mengalami kerugian bahkan kebangkrutan seperti Silicon Valley Bank yang juga berdampak pada Circle, Paxos, BlockFi, Roblox, Roku, BuzzFeed, dan masih banyak lagi.

2. Kerugian Proyek Metaverse

Kerugian Proyek Metaverse

Disaat perusahaan besar di dunia menjadi tertarik untuk terjun ke dunia metaverse, maka Meta pun demikian. Raksasa teknologi ini bahkan rela mengeluarkan dana yang sangat banyak demi mengembangkan sebuah proyek metaverse.

Pada dasarnya, metaverse merupakan dunia virtual 3D yang memungkinkan para penggunanya untuk beraktivitas yang sama dengan dunia nyata. Misalnya, pengguna dapat menonton konser, belajar, bekerja atau rapat, main game, serta melihat dan membeli karya seni.

Sayangnya, pengembangan proyek Metaverse tidak sesuai dengan rencana perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Rabu, 1 Februari 2023, Meta mengalami kerugian hingga $13,7 miliar atau senilai dengan Rp200 triliun sepanjang tahun 2022.

Reality Labs merupakan divisi metaverse di Meta yang bertugas untuk mendesain software maupun hardware untuk Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Salah satu produk yang berhasil dihasilkan yaitu headset VR Quest yang dapat digunakan pada proyek Metaverse Worlds.

Meskipun menanggung kerugian yang besar, Meta juga berhasil mendapatkan keuntungan pada tahun 2022 sebanyak $32,1 miliar. Angka tersebut melebihi estimasi yang dibuat oleh Wall Street Journal untuk semua divisi yang ada di Meta.

3. Ketertarikan Perusahaan Terhadap Artificial Intelligence (AI)

Ketertarikan Perusahaan Terhadap Artificial Intelligence (AI)

Kesuksesan dan kecanggihan ChatGPT dan perang di sekor AI yang banyak dilakukan oleh perusahaan teknologi lainnya menarik perhatian Mark Zuckerberg. CEO Meta tersebut menyatakan bahwa “investasi tunggal terbesar” perusahaan digunakan untuk memajukan strategi AI.

Mark menyebut bahwa perusahaannya telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk menghadirkan AI. Meskipun belum ada kejelasan terkait pengembangannya, namun CEO Meta menjelaskan perbedaan AI dan Metaverse yaitu memberikan rasa kehadiran yang lebih realistis.

Sementara itu, induk perusahaan Facebook ini juga mengumumkan PHK massal gelombang kedua sebanyak 10.000 orang. Sebelumnya, pada tahun 2022 Meta juga melakukan PHK sebanyak 11.000 karyawan.

Tujuannya adalah untuk melakukan restrukturisasi pemerataan jumlah karyawan di tiap perusahaan. Tidak hanya itu, perusahaan ini juga membatalkan beberapa proyek dengan prioritas lebih rendah dan mengurangi perekrutan karyawan sekitar 5.000 lowongan.

Pengumuman hasil restrukturisasi akan disampaikan sekitar bulan April hingga Mei 2023. Akan tetapi, jika prosesnya mengalami beberapa hambatan, maka kemungkinan berlangsung sepanjang tahun. Meskipun demikian, Meta berjanji akan tetap memenuhi hak semua karyawan yang di PHK.

Tanggapan Komunitas Kripto Terkait Penghapusan Fitur NFT Facebook

Tanggapan Komunitas Kripto Terkait Penghapusan Fitur NFT Facebook

Setelah pengumuman penghapusan fitur NFT, Meta mendapat banyak kritikan pedas dari komunitas kripto. Seorang kreator NFT bernama Dave Krugman menganggap bahwa pemberhentian fitur tersebut adalah langkah yang salah.

Podcaster Marc Colcler justru meminta Meta Platforms untuk menjelaskan alasan penghapusan fitur secara terbuka (transparan). Ia menganggap bahwa keputusan yang diambil Meta terlalu tergesa-gesa.

Founder Web3 Earth Labs, Allen Hena juga turut menyampaikan kritikannya. Ia menilai bahwa keputusan Meta tersebut dikarenakan perusahaan telah menyadari jika tidak dapat mengeksploitasi kreator menggunakan jaringan kripto.

Raksasa teknologi Meta tentu tidak asing lagi dengan segala proyek-proyek terbarunya yang hebat. Pada November 2022, perusahaan ini membuat pengumuman terkait peluncuran fitur Non-Fungible Token (NFT) untuk aplikasi Facebook dan juga Instagram.

Namun, pada hari Senin, 13 Maret 2023, Pimpinan Meta commerce dan fintech, Stephane Kasriel mengumumkan penghentian fitur NFT Facebook dan Instagram. Tujuan penghentian adalah karena perusahaan akan lebih fokus untuk pengembangan proyek lain, termasuk MetaPay.