Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini rasanya menyulitkan semua pihak. Dari kalangan menengah, menengah atas, dan menengah bawah. Semua ikut merasakan akan dampak dari virus mematikan satu ini khususnya dunia pendidikan Indonesia. Pola pembelajaran yang sudah lama diterapkan, kini beralih pada pola pembelajaran jarak jauh.

Pola pembelajaran jarak jauh ini ditujukan guna memutus rantai Covid-19 yang terus naik. Dengan membuat anak atau siswa selalu berada di rumah, harapannya rantai Covid-19 tidak bisa berkembang lebih jauh lagi. Terlebih infeksi pada anak dibawah umur akan lebih berbahaya karena imunitas mereka belum sempurna.

Sayangnya pola pembelajaran jarak jauh (PJJ) memberikan suasana berbeda bagi guru, murid, bahkan orang tua murid. Tidak biasanya menghadapi pembelajaran seperti ini, membuat banyak pihak kurang siap. Khususnya bagi para siswa dan orang tua siswa. Kesemrawutan tiap pagi pasti terjadi dan akan berdampak buruk akhirnya.

Hal ini masih ditambah lagi dengan berbagai kendala keterbatasan kuota, buruknya sinyal, kesibukan para orang tua siswa dan sebagainya. Bila tidak segera ditangani, mungkin siswa akan juga mengalami stress sama seperti orang tuanya. Pada akhirnya semua akan berujung pada menurunnya imunitas sehingga rentan terserang Covid-19.

Membiasakan Anak Untuk Tetap Tertib Meskipun PJJ

Sebenarnya permasalahan seperti ini akan mudah ditangani bila Anak bisa terbiasa bangun pagi. Berbeda dengan sistem pembelajaran tatap muka, sistem pembelajaran jarak jauh ini lebih terkesan bebas. Anak yang masih minim akan tanggung jawab sudah pasti akan menyepelekan jam bangun sehingga akan mempengaruhi semangat belajar.

Usahakan untuk selalu bangun subuh bagi Anda yang muslim. Tidak menutup kemungkinan bagi yang non muslim untuk selalu bangun subuh. Biasanya niat untuk beraktivitas dikala sudah bangun subuh akan meningkat. Menghirup udara pagi hari yang segar akan juga membuat imunitas meningkat. Apalagi diimbangi dengan olahraga ringan.

Dukung juga situasi belajar yang nyaman bagi anak, misalnya saat mereka membutuhkan ruang belajar yang nyaman. Sediakan meja, kursi, dan perangkat memadai agar urusan belajar mengajar menjadi maksimal. Cermati juga pencahayaan anak agar mata mereka tidak terlalu terbebani saat sedang belajar melalui perantara layar monitor.

Jangan lupa juga untuk selalu menyiapkan nutrisi terbaik guna memulai aktivitas mereka. Dengan memberikan sarapan 4 sehat 5 sempurna. Rasa kantuk pun pasti akan hilang sehingga konsentrasi pagi hari dalam menerima materi baru selalu muncul. Hal semacam ini lah yang perlu dipersiapkan guna menunjang PJJ.

Kerja Sama dengan Sekolah Penting Dikordinasikan

Selanjutnya, tips penting lainnya menurut Astrid Wen psikolog anak dan keluarga. Sekolah sebaiknya membuka diri terhadap masukan dari pihak orang tua. Bukan hanya menerima sebuah masukan saja, sekolah seharusnya membantu sebisa mungkin guna mengatasi permasalahan yang dialami agar tidak ada pihak yang merasa terlalu terbebani.

Lebih detailnya, para pengajar sekolah harus memberikan pengertian kepada para orang tua agar lebih sabar dalam menghadapi karakter anak mereka. Seperti kita ketahui banyak orang tua yang merasa kesal dalam mendampingi anaknya. Bahkan ada sampai kasus orang tua yang memberikan sabetan selang kepada Anaknya sendiri.

Hanya karena tidak kunjung mengerti pelajaran matematika, ada saja orang tua bar-bar yang seperti itu. Ujung-ujungnya yang menerima akibatnya adalah orang tua siswa. Jadi pihak pengajar tidak boleh lepas tangan sambil memberikan pengertian agar semua pihak bisa bekerja sama guna menciptakan sistem berkesinambungan dalam menghadapi pandemi.

Hal semacam ini penting dilakukan karena banyak orang tua siswa yang merasa dicurangi. Para pengajar hanya duduk di sekolah lalu memberikan tugas. Mereka sibuk membimbing anaknya guna mengerjakan berbagai tugas merepotkan. Dengan memberikan pengertian, hal semacam ini pastinya bisa diatasi tanpa adanya kesalahpahaman yang terus berlanjut.

Berikan Jeda Mengerjakan Soal yang Cukup

Berfokus pada anak atau siswa, pemberian jeda mengerjakan soal yang cukup dirasa penting terlebih PJJ memberikan suasana berbeda. Suasana sekolah memang harus diakui mampu membuat para siswa lebih serius dalam belajar. Melihat teman yang sama-sama belajar, menimbulkan rasa kompetisi lebih sehingga rasanya kurang bijak menyamakannya.

“Sabarlah menunggu ia mengeluarkan jawabannya. Jangan terburu-buru untuk segera mengoreksi atau mengatakan, ‘Kok kamu diam saja’ atau ‘kok kamu tidak jawab’, “ ujar Astrid Wen. Hal seperti ini memang mesti dipahami oleh para pengajar dan orang tua dari siswa.

Setidaknya berikan tenggang waktu yang cukup sambil membebaskan anak melakukan kegiatan kesukaannya. Hal ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab tanpa harus memberikan suatu gratifikasi. Kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua adalah memberikan janji hadiah bila berhasil dalam melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan benar.

Budaya pendidik seperti ini hanya akan memunculkan sikap korupsi yang lebih dominan. Bayangkan saja bila dalam budaya mendidik selalu ditekankan suatu hadiah atas keberhasilan. Betapa hancurnya moral anak negeri ini karena secara tidak langsung mereka akan terus menuntut suatu hadiah atas suatu tindakan yang dilakukan.

Meskipun hal semacam ini akan menimbulkan rasa menggerutu bagi anak. Tetapi yakin lah pada suatu saat mereka akan sadar sendiri bahwa semua itu dilakukan demi membentuk pribadi yang baik dan benar. Krisisnya moral banyak orang dewasa ini harus diperbaiki dengan munculnya banyak generasi yang beradab.

Hindari Pemberian Hukuman Fisik Kepada Anak

Satu tips lagi yang harus dilakukan menurut Astrid yakni menghindari pemberian hukuman fisik kepada anak. “Jika kita sudah tidak sabar dan akhirnya melukai anak, segera stop dan pergi dari kegiatan belajar anak untuk sementara waktu. Lalu kita pindah ke ruangan dan tenangkan diri kita, “ ujar Astrid.

Pemberian hukuman semacam ini hanya akan membuat mental anak down. Semangat belajar pun hilang dan Anda sendiri yang akan pusing. Belum lagi dampak jangka panjangnya di mana mental anak sudah pasti akan merasa terganggu. Rasa benci kepada Anda mungkin akan membuatnya timbul menjadi pribadi yang membangkang.

Tetapi untuk melakukan hal diatas, Anda harus menyerahkan anak kepada orang rumah. Jangan lantas meninggalkannya dan coba minta kakaknya. Kakak mungkin akan bisa lebih memahami adiknya. Hal seperti ini lumrah terjadi, tetapi tidak akan bisa berlaku bagi kakak adik yang sering bertengkar satu sama lainnya.

Kembali lagi pada konteks menenangkan diri saat sedang tidak sabar. Anda harusnya mengingat kelebihan dan keunggulan dari anak. “Apakah dia anak yang teratur, anak yang bertanggung jawab, anak yang mengerti kondisi orang tuanya; di samping keterbatasan dia dalam PJJ ini, “ ujar Astrid Wen.

Dengan melakukan hal demikian, rasa kesal pun akan hilang sendirinya. Sehingga Anda bisa kembali dalam membimbing anak untuk belajar lebih dalam. Selain itu saat-saat PJJ merupakan saat yang penting guna mencari tahu bakat dan minat anak. Jadi tidak sepenuhnya pembelajaran jarak jauh akan menyusahkan saja,